Jika kalian penikmat film, pasti ada beberapa film yang menghadirkan plot twist yang bikin kalian heran dan ternganga. Contohnya saja film Fight Club yang diperankan Edward Norton dan Brad Pitt. Sebagai penonton, kita dipermainkan emosinya saat mengetahui bahwa Brad yang berperan sebagai Tyler Durden ternyata hanya alter ego dari Norton yang berperan sebagai The Narrator.

Menariknya, plot twist tidak hanya terjadi di film. Alur yang berubah drastis secara tiba-tiba juga terjadi di perjalanan karir para pesepakbola. Banyak contohnya. Dari Kakhaber Kaladze yang kini jadi politisi. Maldini Pali yang memilih jadi polisi. Hingga Radja Nainggolan yang justru ditangkap polisi. 

Ya, kalian nggak salah dengar. Ini jadi puncak dari perjalanan karir yang teramat random dari Radja Nainggolan. Penasaran bagaimana randomnya karir pemain keturunan Indonesia ini? Selengkapnya mari kita bahas. 

Membangun Reputasi di Italia

Pulang dan Juara

Radja Nainggolan baru meraih gelar juara saat dirinya memutuskan untuk pulang ke Belgia. Usai kontraknya tak diperpanjang oleh Inter pada tahun 2021, Radja pulang dan membela Royal Antwerp. Klub dari kota kelahirannya

Radja tak langsung meraih gelar di musim perdananya. Di musim 2022/23 lah Royal Antwerp berjaya. Di bawah tangan dingin Mark Van Bommel, Radja tak begitu jadi andalan. Menit bermainnya menurun drastis dari musim sebelumnya. Namun, ketika Radja tidak banyak terlibat, Antwerp justru juara Belgia First Division.

Gelar juara ini jadi yang pertama bagi Nainggolan dan yang pertama pula bagi Antwerp, setidaknya sejak terakhir kali meraihnya pada 1957 atau 66 tahun lalu. Ya, gelar tersebut bak sebuah dongeng sepakbola di Belgia. Dan Radja Nainggolan menjadi bagian dari dongeng heroik itu.

Mulai Aneh-aneh

Nah, pasca meraih gelar juara, hal-hal tak wajar justru mulai melekat pada diri Radja Nainggolan. Tiba-tiba muncul berita tentang Royal Antwerp yang tengah berusaha untuk memaksa sang pemain hengkang. Setelah ditelusuri, ternyata Antwerp mempermasalahkan perilaku Radja. Goal bahkan mengungkapkan bahwa Antwerp merasa Radja terlalu “bad boy” untuk klub.

Di masa-masa akhirnya bersama Antwerp, ia kerap bertingkah laku buruk. Di antaranya ditangkap polisi karena mengendarai mobil tanpa surat izin mengemudi. Serta menghisap rokok di bangku cadangan. Bahkan, petinggi klub, yakni Paul Gheysens merasa Nainggolan sudah tidak fokus lagi terhadap profesinya sebagai pesepakbola. Ia curiga ada “pekerjaan” lain yang sedang ditekuni Nainggolan.

Jadi Duta Piala Dunia U-17 

Setelah putus kontrak dengan Royal Antwerp pada Januari tahun 2023, Radja kembali ke Italia untuk memperkuat klub antah berantah, SPAL. Kala itu, Daniele De Rossi yang berstatus pelatih SPAL meminta secara langsung pada Radja untuk membantunya. Sialnya, baru sebulan, De Rossi malah dipecat. Radja pun kehilangan arah.

Karena ditinggal De Rossi, Radja Nainggolan pun tak melanjutkan masa kerjanya di SPAL. Dirinya memilih untuk dilepas secara gratis di akhir musim 2022/23. Di sinilah segala plot twist karir Radja dimulai. Bukannya cari klub baru, Radja justru tiba-tiba muncul di Indonesia. 

Kedatangannya kali ini merupakan permintaan langsung dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang menunjuknya sebagai brand ambassador Piala Dunia U-17 2023. Menurut Erick, pemilihan Nainggolan karena sang pemain memiliki keterkaitan dengan Indonesia. Ya, dari namanya aja udah kelihatan kan, kalau Radja punya darah Batak yang begitu kental.

Besoknya Keciduk

Cuplikan gol Radja Nainggolan pun langsung meledak di media sosial. Semua kanal berita pun membicarakan gol tersebut. Tapi, belum juga berita itu turun, Radja sudah kembali jadi trending topik. Namun, kali ini bukan tentang golnya, melainkan berita penangkapannya. Ya, beberapa jam setelah mencetak gol, Radja diringkus oleh pihak kepolisian Belgia.

Radja ditangkap di Brussel, Belgia, terkait dugaan penyelundupan obat-obatan terlarang dari Amerika Selatan ke Eropa, pada Senin, 27 Januari 2025. Sesaat setelah Radja Nainggolan ditangkap, polisi federal Brussels langsung melakukan tiga puluh penggeledahan di provinsi Antwerpen dan sekitar Brussels hingga berhasil menyita 2,7 kilogram kokain.

Dilansir BBC, penangkapan Nainggolan ini berakar dari otoritas setempat yang dalam beberapa bulan terakhir menyelidiki dugaan penyelundupan kokain yang dikirim dari Amerika Selatan dan pendistribusiannya di Belgia. Nainggolan kemudian ditangkap karena memiliki sejumlah barang bukti. Di samping itu, koneksi bisnisnya diduga terlacak memiliki keterlibatan.

Kasus ini kembali mengingatkan kita kepada pernyataan Paul Gheysens beberapa tahun lalu. Tertangkapnya Radja seakan membenarkan kecurigaan Paul terhadap “bisnis” yang dijalankan Nainggolan saat masih berseragam Royal Antwerp. Tentunya tak ada yang menyangka bahwa sang legenda sepakbola Belgia itu akan mengakhiri karir sepakbolanya di hotel prodeo.

By KyKy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *